Definisi Kopling


Kopling
atau Clutch yaitu peralatan transmisi yang menghubungkan poros engkol dengna
poros roda gigi transmisi. Fungsi kopling adalah untuk memindahkan tenaga mesin
ke transmisi, kemudian transmisi mengubah tingkat kecepatan sesuai dengan yang
diinginkan.
Dalam
keadaan normal, dimana fungsi kopling bekerja dengan baik, begitu pengemudi
menekan pedal kopling, tenaga mesin akan di putuskan, karena saat pedal ditekan
maka gaya tekan itu akan mendorong release fork dan release fork akan mendorong
release bearing. Sehingga release bearing akan mengangkat mendorong pegas
diaprahgma dan preaseure palte, clutch disc akan terlepas dengan flywheel.
Serentak roda gigi akan terlepas dari pengaruh putaran mesin. Kondisi inilah
yang memungkinkan terjadinya perpindahan roda gigi pada transmisi.
Dewasa ini terdapat berbagai jenis kopling
diantaranya kopling gesek, kopling fluida, koping sentrifugal, dan kopling
magnet. Tetapi yang paling banyak digunakan oleh kendaraan bermotor adalah
jenis koping gesek tipe plat dan kopling gesek tipe kerucut, dimana untuk
kopling tipe plat ini bisa berupa kopling plat basah dan kopling plat kering.
Kopling plat basah adalah kopling yang plat-platnya direndam dengan minyak
pelumas. Kebanyakan kopling jenis ini digunakan oleh sepeda motor. Sedangkan
jenis kopling plat kering adalah jenis kopling yang plat-platnya tidak direndam
oleh minyak pelumas. Umumnya digunakan pada mobil dan sepeda motor tua buatan
Eropa. kelebihan dari kopling plat basah adalah tidak cepat aus, karena
dilumasi oleh oli. Kekurangannya, hambatan geseknya kurang sehingga tidak bisa
memindahkan tenaga seefektif kopling kering. Apalagi bila di tambahakan bahan
aditif pelicin, kopling bisa slip. Kopling kering cepat aus karena tidak
terkena oli tetapi tenaga pemindahan dari mesin ke roda gigi lebih baik.
Pada
umunya, bagian utama kopling terdiri atas 3 macam, yaitu unit kopling, tutup
kopling, dan unit pembebas. Unit kopling terdiri atas plat kopling, plat tekan,
dan pegas kopling. Tutup kopling diikat oleh roda gila, sedangkan didalamnya
dipasangkan pada roda poros persneling dan ditempatkan diantara roda gila dan
plat tekan. Plat tekan akan menekan plat kopling terhadap roga gila dengan
adanya tekanan dari pegas-pegas koping.
Peranti
ini dibuat dari bahan besi tuang dimana bagian permukaannya dibuat halus dan
rata. Sedangkan plat kopling di buat untuk memberikan gesekan yang besar pada
roda gila dan plat tekan serta ditempatkan diantara keduanya. Pada kedua
permukaan plat kopling ini dipasangkan kampas dan dikeling dengna paku keling,
dan biasanya pada permukaan platnya di beri kepingan logam. Fungsinya adalah
untuk memperkuat dan juga untuk menyalurkan panas. Selain itu, pada bagian
tengah plat kopling terdapat pegas torsi. Pegas torsi berfungsi untuk
mengurangi kejutan-kejutan yang terjadi pada waktu kopling bekerja dan untuk
mencegah kemungkinan pecahnya plat kopling atau kerusakan lainnya seperti
bengkoknya plat kopling.
Unit pembebas terdiri atas garpu
pembebas, bantalan, dan tuas untuk menarik plat tekan sehingga membebaskan
kopling.
Cara
kerja kopling adalah apabila mesin berputar, dengan sendirinya roda gila ikut
berputar, sedangkan pada roda gaya ini dipasangkan tutup kopling yang tentunya
juga ikut berputar. Dalam hal ini poros roda gigi atau poros utama persneling
belum dapat berputar, demikian juga dengna plat kopling yang dipasang dengan
perantaraan suatu alur pada poros tersebut yang memungkinkannya bergerak
sepanjang poros persneling. Selanjutnya, apabila kita ingin menggerakkan roda,
hal ini dapat dilakukan dengna mengoperasikan pedal, dimana pada waktu pedal di
angkat pegas-pegas kopling akan menekan plat tekan pada roda gila. Hal ini yang
menyebabkan plat kopling tersebut terjepit diantara roda gila dengna plat
tekan. Plat ini mulanya akan slip, dan bergesekan dengan roda gila maupun plat
tekan akan tetapi selanjutnya secara bertahap akan ikut terbawa berputar dan
selanjutnya akan memutar poros utama persneling
KOMPONEN KOPLING
Kopling terdiri dari :
1. Clutch dish (plat kopling)
2. Pressure plat (plat penekan)
3. Diapragma spring
4. Release bearing
5. Clutch cover
6. Release fork
7. Release cylinder

1) Tutup kopling (clutch cover)

Clutch cover terikat pada flywheel. Ini berarti bahwa saat motor berputar clutch cover juga berputar.
Syarat utama yang harus dimiliki oleh clutch cover adalah balance (seimbang) dan mampu memindahkan panas dengan baik.
a) Clutch Cover Tipe Coil Spring
Gambar Clutch Cover
Tipe Coil Spring
Tipe Coil spring ini mempunyai keuntungan :
-Penekanan terhadap plat kopling lebih kuat.
-Penekanan Plat kopling dapat disetel.
Kerugiannya :
-Tenaga untuk menekan pedal kopling besar.
-Konstruksi rumit sehingga harganya mahal.
-Penekanan Coil Spring tidak merata, akibatnya menimbulkan getaran
Cara kerja Clutch Cover Tipe Coil Spring:
Tipe Coil spring ini mempunyai keuntungan :
-Penekanan terhadap plat kopling lebih kuat.
-Penekanan Plat kopling dapat disetel.
Kerugiannya :
-Tenaga untuk menekan pedal kopling besar.
-Konstruksi rumit sehingga harganya mahal.
-Penekanan Coil Spring tidak merata, akibatnya menimbulkan getaran
Cara kerja Clutch Cover Tipe Coil Spring:

(1) Saat pedal
ditekan
Release fork menekan release bearing, release bearing menekan release lever sehingga release lever mengangkat pressure plate melalui pivot pin melawan tekanan pressure spring dan menyebabkan plat kopling terbebas (tidak lagi terjepit di antara flywheel dan pressure plate) dan putaran motor tidak dapat diteruskan ke input shaft transmisi.
(2) Saat pedal dilepas
Release fork tidak menekan release bearing, release bearing tidak menekan release lever sehingga pressure spring menekan pressure plate dan pressure plate menekan clutch disc ke flywheel. Sehingga terjadi perpindahan tenaga sebagai berikut :
Motor (flywheel) > clutch cover > pivot pin > release lever > pressure plate > clutch dish > spline > input shaft transmisi.
Release fork menekan release bearing, release bearing menekan release lever sehingga release lever mengangkat pressure plate melalui pivot pin melawan tekanan pressure spring dan menyebabkan plat kopling terbebas (tidak lagi terjepit di antara flywheel dan pressure plate) dan putaran motor tidak dapat diteruskan ke input shaft transmisi.
(2) Saat pedal dilepas
Release fork tidak menekan release bearing, release bearing tidak menekan release lever sehingga pressure spring menekan pressure plate dan pressure plate menekan clutch disc ke flywheel. Sehingga terjadi perpindahan tenaga sebagai berikut :
Motor (flywheel) > clutch cover > pivot pin > release lever > pressure plate > clutch dish > spline > input shaft transmisi.
b) Clutch Cover
Tipe Diapragma Spring

Gambar Clutch Cover Tipe Diapragma Spring
Tipe Diapragma Spring ini mempunyai keuntungan :
-Tenaga penekanan pedal kopling lebih ringan.
-Penekanan terhadap plat kopling lebih merata.
-Tenaga pegas tidak akan berkurang karena gaya sentrifugal saat kecepatan tinggi.
Kerugiannya :
-Harga Lebih mahal.
c) Cara kerja Clutch Cover Tipe Diapragma Spring

(1) Saat pedal ditekan
Release fork menekan release bearing, release bearing menekan diapragma spring sehingga diapragma spring mengangkat pressure plate melalui pivot ring menyebabkan plat kopling terbebas (tidak lagi terjepit di antara flywheel dan pressure plate) dan putaran motor tidak dapat diteruskan ke input shaft transmisi.
(2) Saat pedal dilepas
Release fork tidak menekan release bearing, release bearing tidak menekan diapragma spring sehingga diapragma spring menekan pressure plate dan pressure plate menekan clutch disc ke flywheel. Sehingga terjadi perpindahan tenaga sebagai berikut :
Motor (flywheel) > clutch cover > pivot ring > diapragma spring > pressure plate > clutch dish > spline > input shaft transmisi.
2) Plat kopling (Clutch Disc)
Plat kopling berfungsi untuk memindahkan tenaga putar dari motor ke transmisi dengan lembut tanpa terjadi selip.
Plat kopling terdiri dari facing yang berfungsi sebagai bidang gesek yang dikeling pada cushion plate yang berfungsi untuk memperlembut saat kopling berhubungan dan cushion plate dikeling pada disc plate.
Pada plat kopling juga terdapat torsion damper/torsion rubber yang berfungsi untuk meredam kejutan saat mulai kopling berhubungan dalam arah aksial
MEKANISME PENGGERAK KOPLING
1) Kopling Mekanis
(Mechanical Clutch)

Pada sistem ini, tenaga penginjakan pedal untuk membebaskan kopling diteruskan ke release fork melelui release cable (kabel pembebas).
Mechanical clutch terdiri dari :
1. Clutch pedal.
2. Clutch release lever.
3. Clutch release cable.
4. Release fork.
5. Clutch cover.
2)Kopling Hidraulis
(Hydraulic Clutch)

Pada tipe ini, gerakan pedal kopling dirubah menjadi tenaga hidraulis oleh master cylinder yang kemudian diteruskan ke release fork melalui release cylinder.
Tipe ini terdiri dari :
1. Clutch pedal.
2. Master Cylinder.
3. Flexible hose.
4. Release cylinder.
5. Release fork.
6. Clutch cover.
(a) Master Silinder kopling

Master silinder kopling berfungsi untuk menghasilkan tekanan hidraulis. Dan terdiri dari :
1. Reservoir tank.
2. Piston.
3. Push rod.
4. Inlet valve.
5. Conical spring.
6. Connecting rod.
7. Compression spring.
8. Spring retainer.
Cara kerja master silinder:
-Saat Pedal Kopling Di Tekan
Connecting rod bergerak ke kiiri karena tenaga dari conical spring dan mengakibatkan reservoir tertutup oleh inlet valve. Chamber A terpisah dari chamber B, tekanan hidraulis pada chamber A naik, kemudian tekanan diteruskan ke pipa dan reservoir cylinder.
Chamber
-Saat Pedal Kopling Di Lepas
Piston akan kembali ke kanan oleh tekanan compression spring, connecting rod tertarik oleh spring retainer melawan tekanan conical spring, sehingga inlet valve terbuka dan chamber A berhubungan dengan chamber B.
(b) Silinder
Pembebas Kopling

Silinder pembebas kopling berfungsi untuk mendorong release fork (meneruskan tekanan hidraulis dari master silinder).
Terdiri dari :
1. Push rod
2. Cylinder cup
3. Cylinder body
4. Conical spring
5. Piston
Prinsip
Kerja Kopling
![]() |
Saat pedal kopling ditekan, hubungan
antara mesin dengan sistem penggerak (transmisi) terputus karena roda gila
(flywheel) danpelat/piringan kopling (clutch plate) tidak
saling bersinggungan sehingga tenaga yang dihasilkan oleh mesin tidak dapat
diteruskan ke komponen penggerak. Lalu, bila pedal kopling dilepas atau tidak
diinjak (difungsikan) maka hantaran putaran mesin akan kembali menggerakkan
transmisi.
Penggunaan kopling yang BENAR
Agar kopling dapat berfungsi dengan
sempurna serta tidak gampang mengalami kerusakan, maka berikut ini adalah
tahapan penggunakan kopling yang dianjurkan :
- Jika menginjak pedal kopling, maka tekanlah pedal kopling sepenuhnya. Tujuannya adalah agar roda gila (flywheel) dan pelat/piringan kopling (cluth plate) dapat terpisah secara sempurna, sehingga dapat memudahkan dalam memindahkan tuas transmisi.
- Ketika sedang menginjak pedal kopling secara sempurna, pindahkan tuas transmisi.
- Setelah memindahkan tuas transmisi, selanjutnya bebaskan injakan kopling secara perlahan diselaraskan dengan injakan pedal gas agar kendaraan dapat berjalan dengan halus dan tidak membuat kendaraan meloncat.
Penggunaan kopling yang SALAH
Seringkali kita tidak mengetahui sebenarnya
terdapat beberapa hal yang menjadikan komponen kopling cenderung mudah
mengalami kerusakan. Berikut ini hal-hal yang dapat memudahkan komponen kopling
mengalami kerusakan, antara lain :
- Meletakkan kaki pada pedal kopling selama kendaraan berjalan. Hal ini dapat mempercepat keausan pada release bearing dan pelat/piringan kopling
- Menahan setengah kopling saat mobil antri di tanjakan. Hal ini dapat mempercepat kerusakan sistem kopling. Mesin pun sering terasa bergetar sehingga membuat fungsi karet penahan mesin (engine mounting) juga dapat terganggu. Sebaiknya gunakan rem tangan untuk menahan kendaraan ketika sedang antri di tanjakan.
- Menginjak dan melepas kopling secara kasar . Bila dilakukan dengan cara yang kasar maka sentuhan pelat/piringan kopling terhadap roda gila (flywheel) akan terasa lebih keras, hal ini akan mempercepat keausan sistem kopling.
Cara
kerja
Cara kerja kopling mekanik ialah
apabila mesin dihidupkan dan perseneling masuk, sedangkan handel kopling tidak
ditarik maka kopling bekerja menghubungkan putaran mesin sampai ke poros primer
persneling,putaran poros engkol diteruskan oleh roda gigi utama (primer) poros engkol ke roda gigi utama (primer) kopling, sehingga rumah kopling dengan kanvasnya ikut berputar. Karena kanvas kopling dijepit oleh pelat kopling yang mendapat tekanan dan pegas-pegasnya, maka putaran kanvas diteruskan ke pelat-pelat tersebut, selanjutnya putaran ini diteruskan ke poros primer persneling.Apabila pada saat mesin hidup dan persnelmg masuk, handel kopling ditarik maka tali kopling menarik tuas dan tuas mendorong pen pendorong. Pen pendorong menekan tutup pegas sehingga pelat dasar mundur, dengan demikian pelat-pelat penjepit kanvas kopling merenggang, yang berarti pula putaran mesin hanya sampai ke kanvas
kopling saja, hal inilah yang disebut kopling memutus hubungan.
4. pada
saat kendaraan sedang berjalan proses pemindahan gigi adalah sebagai berikut :
Sewaktu pedal persneling (transmisi) ditekan, handel kopling akan memutar kam pengangkat (lifter cam), sehingga posisi peluru memiliki penahan bola yang merapat dengan kam pengangkat serta akan berpindah tempat.
Sewaktu pedal persneling (transmisi) ditekan, handel kopling akan memutar kam pengangkat (lifter cam), sehingga posisi peluru memiliki penahan bola yang merapat dengan kam pengangkat serta akan berpindah tempat.
5. Hal
ini akan menyebabkan kam pengangkat terdorong dan selanjutnya akan mendorong
kopling luar (outer cluth), akibat terdorong outer cluth maka posisi pelat
kopling yang sedang ditekan 0leh pemberat bergerak menjauhinya, hal ini akan
mengakibatkan pelat dan kanvas kopling kembali merenggang sehingga pengoperan
gigi dengan mudah dapat dilakukan, karena akibat merenggangnya kanvas dan pelat
kopling, hal ini berarti putaran poros engkol ke transmisi terputus.
6. Kopling
Otomatis
Kopling otomatis ialah kopling yang cara bekerjanya diatur olehtinggi atau rendahnya putaran mesin itu sendiri, seperti halnya dengan kopling mekanik, maka kopling otomatis juga ada yang berkedudukan pada poros engkol dan ada juga yang berkedudukan pada poros primer persneling. Mengenai mekanisme atau peralatan koplingnya tidak berbeda dengan peralatan yang terdapat pada kopling mekanik, hanya tidak terdapat perlengkapan handel dan sebagai penggantinya pada kopling atomatis ini terdapat alat khusus yang bekerja secara otomatis pula, yakni:
(1) Otomatis kopling, yang terdapat pada kopling tengah, untkopling yang berkedudukan pada pores engkol.
(2) Rol pemberat yang berguna untuk menekan pelat dasar waktu digas.
(3) Pegas kopling yang lemah, berguna pada waktu mesin hidup lambat,koplingnya dapat netral,
(4) Pegas pengembali untuk mengembalikan dengan cepat dari posisi
masuk ke posisi netral, bila mesin hidup dalam putaran tinggi menjadi rendah.
Kopling otomatis ialah kopling yang cara bekerjanya diatur olehtinggi atau rendahnya putaran mesin itu sendiri, seperti halnya dengan kopling mekanik, maka kopling otomatis juga ada yang berkedudukan pada poros engkol dan ada juga yang berkedudukan pada poros primer persneling. Mengenai mekanisme atau peralatan koplingnya tidak berbeda dengan peralatan yang terdapat pada kopling mekanik, hanya tidak terdapat perlengkapan handel dan sebagai penggantinya pada kopling atomatis ini terdapat alat khusus yang bekerja secara otomatis pula, yakni:
(1) Otomatis kopling, yang terdapat pada kopling tengah, untkopling yang berkedudukan pada pores engkol.
(2) Rol pemberat yang berguna untuk menekan pelat dasar waktu digas.
(3) Pegas kopling yang lemah, berguna pada waktu mesin hidup lambat,koplingnya dapat netral,
(4) Pegas pengembali untuk mengembalikan dengan cepat dari posisi
masuk ke posisi netral, bila mesin hidup dalam putaran tinggi menjadi rendah.
Kopling Ganda
Kopling ganda terdiri dari kopling primer yang bekerja berdasarkan gaya sentrifugal dan kopling sekunder yang bekerja secara
konvensional atau disebut juga garpu kopling (shift clutch).
Bagian-bagian kopling primer ad
(1) Clutch Shoe (sepatu kopling) yang berputur mengikuti poros engkol.Kopling ganda terdiri dari kopling primer yang bekerja berdasarkan gaya sentrifugal dan kopling sekunder yang bekerja secara
konvensional atau disebut juga garpu kopling (shift clutch).
Bagian-bagian kopling primer ad

(2) Clutch Drum (rumah kopling) yang berhubungan dengan kopling konvensianal.

Mekanisme kerja kopling ganda, yaitu:
Pada saat poros engkol putaran rendah (mesin putaran lambat),
clutch shoe (sepatu kopling) belum mengembang, karena masih tertahan
oleh pegas, dengan demikian clutch drum (silinder kopling)-pun belum
berputar, pada saat putaran mesin mulai meninggi maka sepatu kopling
mulai mengembang karena adanya gaya snritrifugal. Dengan mengembangnya sepatu kopling maka silinder kopling akan ditekan (seperti proses rem tromol) dan berputar. Selanjutnya akan meneruskan putarannya ke kopling sekunder dan kopling sekunder akan melakukan prosesnya Seperti halnya kopling kanvensional yang telah dijelaskan,
kopling ganda digunakan pada sepeda motor Honda dengan tujuan untuk
mengatasi hentakan pada saat sepeda motor masuk gigi satu pada awal start.dapat memindahkan tenaga motor ke transmisi tanpa
slip.
3). Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat.
Kopling (clutch) terletak di antara motor dan transmisi, dan berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan putaran motor ke transmisi.
Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh kopling adalah :
1) Harus dapat menghubungan putaran motor ke transmisi dengan lembut.
2) Harus dapat memindahkan tenaga motor ke transmisi tanpa slip.
3) Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat.
Masalah umum yang terjadi pada
kopling
- Kopling selip
Akibat dari kopling selip, kendaraan tidak dapat berjalan, kurang tenaga, dan dapat menyebabkan boros bahan bakar, hal ini disebabkan tenaga mesin tidak tersalurkan ke sistem penggerak (transmisi) karena pelat/piringan kopling sudah aus. - Kopling jeblos
Akibat dari kopling jeblos, tuas transmisi tidak dapat/susah dipindahkan, hal ini disebabkan tidak dapat terpisahnya pelat/piringan kopling dengan mesin karena tenaga yang disalurkan dari pedal tidak mampu diteruskan ke sistem kopling. Kabel kopling yang putus, silinder kopling bocor, dan matahari yang rusak merupakan beberapa hal yang membuat tenaga dari pedal tidak dapat diteruskan ke sistem kopling - Kopling lengket
Akibat dari kopling lengket, tuas transmisi tidak dapat/susah dipindahkan karena tidak terpisahnya pelat kopling dan mesin akibat pelat/piringan kopling lengket. Penyebab kopling lengket karena air atau lumpur yang masuk ke area sistem kopling
Jika pada saat menggunakan kopling,
tercium bau terbakar, disarankan segera menghentikan kendaraan dan parkir
terlebih dahulu karena indikasi tersebut menunjukkan bahwa terjadi
PERALATAN YANG DIBUTUHKAN
Sebelum memulai siapkan dulu
peralatan yang dibutuhkan.
- Dongkrak
- Kunci Sok 12, 10, 14
- Tang Buaya
- Senter (jika garasi cukup gelap)
STEP 1
Dongkrak Karimun sehingga cukup
ruang bagi Anda untuk ngolong dibagian depan Karimun, pastikan dongkrak
terkunci dan posisi cukup kuat.
STEP 2
Lihat pada bagian mounting disisi
kanan depan yang menahan posisi kabel kopling, buka 2 buah baut dengan kunci
pas.
Setelah 2 buah baut dicopot, pasang
mounting baru
di tempat tersebut, dan pasang kembali bautnya, kemudian kencangkan.
di tempat tersebut, dan pasang kembali bautnya, kemudian kencangkan.
Setelah terpasang akan tampak
seperti gambar di samping ini. Mounting yang baru juga mempunyai lubang untuk
jalur kabel kopling, nantinya kita akan memindahkan jalur kabel kopling melalui
lubang mounting baru tersebut.
Lepaskan kabel kopling dari
pengaitnya yang ada di depan bawah dekat dengan bumper, copot juga dari jalur
kabel kopling yang lama kemudian masukan ke jalur kabel kopling yang baru.
STEP 5
Sekarang saatnya untuk melepas
lengan pengait kabel kopling dari tempatnya. Gunakan tang buaya untuk membuka
pin pengaman. Setelah itu kendurkan baut pengunci sehingga lengan pengait kabel
kopling dapat dilepas.
STEP 6
Setelah dilepas pasang dengan
mounting yang ada sehingga lengan pengait menjadi lebih panjang. Kunci dengan
mengencangkan bautnya. Nanti setelah terpasang akan tampak seperti gambar
disamping.
Sebenarnya disinilah letak kunci
fungsi pengenteng kopling, yaitu dengan memanjangkan lengan pengait ke kabel
kopling, seperti prinsip pengungkit dimana makin panjang lengan pengungkit maka
gaya yang diberikan makin kecil untuk mengangkat benda.
Pasang kembali lengan pengait pada
dudukannya, pasang pin pengaman dan pasang kembali kabel kopling yang telah
melalui jalur mounting baru ke ujung pengait yang baru.
Setelah terpasang dengan baik dan
benar, turunkan dongkrak, kemudian tes injak pedal kopling, coba rasakan, mak
nyuss entenggggg…. kayak kopling sedan he he he, kalo gak enteng ada gak ada
perubahan berarti ada yang salah pemasangannya, cek lagi.
NOTE:
Jangan lupa untuk mengatur jarak main kopling dengan mengatur baut pada kabel kopling, bisa dikencangkan atau dikendurkan sesuai selera.
Jangan lupa untuk mengatur jarak main kopling dengan mengatur baut pada kabel kopling, bisa dikencangkan atau dikendurkan sesuai selera.
C. Gambar Benda Kerja
![]() |
PENGGANTIAN PLAT KOPLING YANG SUDAH AUS
D. Langkah pembongkaran Kopling
Kegiatan/ uraian ini bertujuan mempelajari cara membongkar,
memeriksa, memperbaiki dan memasang kembali unit kopling
dan komponen-komponennya.
a) Pembongkaran
Pada kendaraan, sebelum dapat membongkar unit kopling
haruslah terlebih dahulu melepas komponen-komponen lain
yang terkait/ menghalangi, antara lain:
(1). Release cylinder unit (dengan pipa tetap terpasang)
(2). Propeller unit (kendaraan tipe RWD atau 4WD)
(3). Unit transmisi dan sistem pemindahnya
Pada umumnya jika unit transmisi sudah dilepas, maka unit
release bearing dan release fork akan terbawa pada rumah
transmisi, sehingga secara mudah dapat dilepaskan dengan
melepas pengunci release fork terhadap porosnya, kemudian
tarik keluar porosnya dari rumah transmisi. Release fork dan
release bearing akan terlepas.
Unit kopling segera dapat dilepas/ dibongkar setelah
unit
transmisi dilepas. Langkah-langkahnya adalah :
transmisi dilepas. Langkah-langkahnya adalah :
(1). Buatlah tanda pada rumah kopling dan fly wheel

Gambar 6 : pemberian
tanda pada fly whell
(2). Pasangkan center clutch atau alat bantu yang lain untuk
menahan plat kopling pada tempatnya

Gambar 7 : pemasangan
center clucth
(3). Kendorkan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly
wheel dengan urutan menyilang secara bertahap dan
merata.
wheel dengan urutan menyilang secara bertahap dan
merata.

Gambar
8 : melepas baut pengikat clucth cover
(4). Lepaskan baut pengikat satu persatu dan kemudian
lepaskan clutch cover dan clutch disc
lepaskan clutch cover dan clutch disc

Gambar 9 : Pembongkaran unit kopling.
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah :
(1). Lepaskan clutch cover dengan hati-hati jangan sampai
clutch disc terjatuh.
(2). Jagalah kebersihan permukaan clutch disc, pressure
plate dan fly wheel. Jangan sampai terkena minyak atau
gemuk.
(3). Bersihkanlah kotoran, debu dan beram-beram yang
dapat mengganggu kinerja kopling.
Pada kopling dengan pegas spiral unit rumah kopling dan
plat penekan dapat dengan mudah dibongkar, dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
(1). Gunakan alat penekan/ press untuk menekan clutch
cover menahan tekanan pegas kopling.

Gambar 10 : Penekanan clutch cover unit kopling
(2). Lepaskan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel
maupun baut penahan penyetel tinggi tuas pembebas
(3). Buatlah tanda pada fly wheel dan clutch cover
![]() |
Gambar 11 : Pembuatan tanda pada clutch cover dan fly wheel
(4). Lepaskan secara pelan-pelan penekanan alat penekan.
(5). Lepaskan clutch cover
(6). Lepaskan pegas-pegas penekan

Gambar 12 : Melepas clutch cover unit kopling
(7). Lepaskan pin dan release lever

Gambar 13 : Melepas clutch cover unit kopling
b) Pemeriksaan, Perbaikan dan Penggantian Unit Kopling
(1) Release bearing
Release bearing umumnya merupakan unit bearing tertutup dengan tipe pelumasan permanen, sehingga tidak memerlukan pembersihan pada pelumasannya.Pemeriksaan pertama yang dapat dilakukan adalah secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan / terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti dengan unit yang baru.
Pemeriksaan release bearing dengan cara pengujian
kerja sebagai berikut :
kerja sebagai berikut :
(a) Putar bearing dengan tangan dan berilah tenaga
pada arah axial. Jika putaran kasar dan atau terasa
ada tahanan sebaiknya ganti!

Gambar 14 : pemeriksaan
release bearing
(b) Tahan hub dan case dengan tangan kemudian
gerakkan pada semua arah untuk memastikan self-
centering system agar tidak tersangkut. Hub dab
casae harus bergerak kira-kira 1 mm. Jika kekocakan
berlebihan atau macet sebaiknya diganti dengan
yang baru!
(2) Pegas Penekan dan Tuas Pembebas
Pemeriksaan pegas penekan dan tuas pembebas
dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
(a) Pemeriksaan secara fisual, adalah
dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan
atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu
hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika
kerusakannya parah, sebainya diganti.

Gambar 15 : Pemeriksaan keausan pegas
(b) Lakukan pengukuran kedalaman dan
lebar keausan bekas gesekan release bearing. Kedalaman maksimal adalah 0.6 mm
dan lebar maksimal 5.0 mm. Jika keausan melebihi spesifikasi ganti dengan yang
baru!

Gambar 16 :
Pengukuran keausan pegas
(c) Pemeriksaan dengan SST dan filler
gauge (thickness gauge).
Dengan bantuan SST dan Filler
gauge, periksa kerataan permukaan ujung pegas diphragm atau ujung tuas
pembebas. Selisih pengukuran atau ketidakrataan maximal 0.5 mm.

Gambar 17 :
Pemeriksaan kerataan tinggi pegas
(d) Pemeriksaan dengan dial indicator
Dengan dial indikator dan alat pemutar juga dapat dilakukan pengukuran ketidakrataan permukaan ujung pegas diphragm atau ujung tuas pembebas.Untuk memudahkan pengukuran pasanglah dial dengan magnetik base pada mesin. Penyimpangan maximal : 0.5 mm.

Gambar 18 : Pemeriksaan kerataan tinggi pegas
(e) Pemeriksaan panjang dan kesikuan pegas penekan
Panjang bebas pegas penekan mempunyai limit yang bervariasi tergantung ukuran kopling unit. Demikian juga dengan ketidaksikuan pegas penekan (lihat buku manual) Semakin besar unit kopling biasanya limit/ tolerensi semakin besar.

Gambar 19 : Pengukuran panjang dan kesikuan pegas
penekan
(f) Pemeriksaan tegangan pegas penekan
Tegangan pegas penekan sangat berpengaruh pada kekuatan kerja kopling dalam meneruskan putaran dan daya mesin. Semakin berat suatu kendaraan maka akan semakin kuat/ besar tegangan pegas penekan yang digunakan. Spesifikasi tegangan pegas dapat dilihat pada buku manual kendaraan. Perbedaan antar pegas juga tidak boleh terlalu besar, karena akan membuat penekanan kopling tidak merata.

Gambar 20 : Pengukuran tegangan pegas penekan
(g) Perbaikan/ penyetelan
Bila penyimpangan tidak masuk dalam spesifikasi, lakukan penyetelan kerataan :
Ø Pegas diaphragm
Pada pegas diaphragm lakukan penyetelan ketinggian dan kerataan dengan SST seperti terlihat pada gambar berikut!

Gambar 21 : Penyetelan kerataan tinggi pegas
Ø Tuas pembebas
Penyetelan tuas pembebas dilakukan dengan mengatur baut penyetel pada pengikat tuas pembebas dan plat penekan dengan bantuan SST pengukur kerataan. Setelah kerataan tepat, maka kunci dan keraskan mur penahan pengunci.
![]() |
Gambar 29 : Penyetelan
kerataan tinggi tuas pembebas
(3) Plat Penekan
Ø Pemeriksaan plat penekan dilakukan dengan beberapa
tahapan yaitu :
tahapan yaitu :
(a) Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar,tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah,perbaiki dengan menggunakan mesin bubut atau jika tidak memungkinkan, ganti dengan plat penekan baru.
(b) Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan straigh edge dan filler gauge. Ketidakrataan max.adalah 0.5 mm.

Gambar 30 : Pengukuran kerataan plat penekan
(c) Jika ketidakrataannya melebihi spesifikasi, ratakan dengan menggunakan mesin bubut atau ganti dengan plat penekan yang baru.
(4) Plat Kopling
Ø Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa
tahapan yaitu :
tahapan yaitu :
(a) Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar,tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat kopling baru.
(b) Pemeriksaan dan pengukuran kedalaman paku keeling dengan jangka sorong. Batas kedalaman paku keling, minimal 0.3 mm. Jika kedalaman sudah melebihi spesifikasi, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat kopling baru.

Gambar 31. Pengukuran kedalaman paku keeling
Ø Penggantian kampas kopling dilakukan dengan cara melepas kampas kopling
lama dengan merusak paku kelingnya dengan bor, memasang kampas kopling baru
dengan paku keling baru dengan urutan menyilang.Lakukan pengetesan kerataan dan
keolengan plat kopling
dengan bantuan roller instrumen dan
dial indikator.

Gambar 32 : Penggantian kampas kopling
(c) Pemeriksaan kekocakan atau kerusakan torsion dumper. Jika ditemukan kekocakan dan kerusakan pada torsion dumper, ganti dengan plat kopling unit baru.
(d) Pemeriksaan keausan atau kerusakan alur-alur hub.Kaitkan/ pasangkan plat kopling pada input shaft transmisi, plat kopling harus bergerak dengan mudah tetapi tidak longgar. Jika macet atau longgar ganti dengan plat kopling baru.
(e) Pemeriksaan run-out plat kopling. Dengan roller-instrumen (mesin/alat-pemutar) dan dial indicator periksalah run-out plat kopling! Bila run-out melebihi 0.8 mm, gantilah plat kopling dengan yang baru.

Gambar 33. Pengukuran run-out plat kopling
(5) Fly Wheel
Ø Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa
tahapan yaitu :
tahapan yaitu :
(a) Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan, tergores dan atau retak pada bidang geseknya. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti dengan plat kopling baru.
(b) Pemeriksaaan keausan gigi-gigi ring gear dari keausan dan kerusakan. Jika terdapat kerusakan, ganti dengan ring gear yang baru. Penggantian ring gear adalah dengan cara dipanaskan pada suhu 80 s.d. 100oC, kemudian lepaskan ring gear lama dan pasangkan ring gear baru dengan menggunakan mesin press. Pemanasan tidak boleh melebihi 120oC karena bisa mengubah sifat logam.
(c) Pemeriksaan run-out
fly wheel. Dengan dial indicator
Ø Periksalah run-out fly wheel! Bila run-out melebihi 0.2 mm, gantilah fly
wheel.

Gambar 34 : Pengukuran run-out fly wheel
(d) Pemeriksaan Pilot Bearing. Putarkan bearing dan beri tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan terdapat kekocakan yang berlebihan, ganti dengan pilot bearing yang baru.

Gambar 35. Pemeriksaan pilot bearing
Ø Penggantian pilot bearing dilakukan dengan melepas pilot bearing lama
dengan SSt sliding hamer dan kemudian memasangkan pilot bearing baru.

Gambar 36 : Melepas dan Memasang pilot bearing
E. Langkah Pemasangan
c) Pemasangan
Ø Pemasangan unit kopling dengan pegas spiral adalah diawali dengan merakit
unit plat penekan dan rumah kopling.
Pemasangan adalah dengan urutan sebagai berikut :
(a) Letakkan pressure plate pada dudukan alat penekan.
(b) Pasangkan pegas penekan pada dudukannya di plat
penekan.
(c) Pasangkan clutch cover dibelakang pegas penekan
dengan posisi yang tepat.
(d) Pasangkan pressure lever pada dudukannya di clutch
cover
(e) Lakukan penekanan clutch cover
dengan alat penekan sehingga pegas
penekan tertekan
sehingga baut pemegang/ penyetel pressure lever dapat
dipasangkan.

Gambar 37 : penekanan
clutch cover dengan alat penekan
(f) Lepaskan tekanan mesin penekan,dan lakukan penyetelan tinggi pressure lever.
Ø Setelah unit clutch cover terpasang, pemasangan kampas kopling dan unit kopling
dapat dilakukan.Prosedur pemasangannya adalah sebagai berikut :
(a) Berilah sedikit gemuk khusus pada alur plat kopling
(clutch hub).
(b) Masukkan center clutch pada clutch hub dan atur posisi
plat kopling.

Gambar 38 : Pemasangan
center clutch
(c) Pasangkan plat kopling pada fly wheel dengan panduan center clutch dan atur posisinya supaya tepat di tengah.
(d) Pasangkan clutch cover unit dengan memperhatikan tanda yang telah kita buat pada saat pembongkaran dan ketepatan knock pin.
(e) Pasangkan baut-baut pengikat clutch cover
(f) Lakukan pengerasan baut-baut pengikat secara bertahap. Mulailah pengerasan dari baut yang paling dekat dengan knock pin secara menyilang. Sebelum baut dikeraskan, pastikan lagi posisi plat kopling dengan mengatur posisi center clutch.
(g) Keraskan baut pengikat sesuai momen spesifikasi
pengencangan yaitu berkisar 195 kg cm atau 19 N-m.

Gambar 39 : Pemasangan unit kopling
Ø Setelah unit kopling terpasang dengan baik, pasangkan release lever shaft,
release lever dan release bearing pada dudukannya dengan sebelumnya diberikan
sedikit gemuk/ grease khusus pada beberapa bagian yang bergesekan. Pastikan
bahwa pengunci release fork terhadap porosnya dan release bearing terhadap
release fork terpasang dengan baik.

Gambar 40 : Pelumasan bagian-bagian unit kopling
Ø Setelah semua komponen unit
kopling terpasang, rakitlah/ pasang unit transmisi, unit pemindah
transmisi,propeller (kendaraan tipe FR dan FWD) dan release cylinder.
BAB. III PENUTUP
1. A. Kesimpulan
1). Kopling berfungsi untuk menghubung dan memutuskan
putaran mesin ke transmisi dengan lembut.
putaran mesin ke transmisi dengan lembut.
2). Jenis-jenis kopling antara lain adalah kopling
gesek, kopling
satu arah, kopling magnet dan kopling fluida.
satu arah, kopling magnet dan kopling fluida.
3). Komponen utama sebuah unit kopling gesek, yaitu :
rumah
kopling, plat penekan, plat kopling, pegas penekan, tuas
penekan, bantalan pembebas dan garpu pembebas.
kopling, plat penekan, plat kopling, pegas penekan, tuas
penekan, bantalan pembebas dan garpu pembebas.
4). Pemeriksaan unit kopling secara visual
meliputi kondisi plat
kopling, plat penekan, pegas penekan dan alur-alur input shaft
transmisi.
kopling, plat penekan, pegas penekan dan alur-alur input shaft
transmisi.
5). Pemeriksaan
dengan pengukuran
meliputi pengukuran
kerataan plat penekan; kedalaman paku keling dan kerataan/
run-out plat kopling; kesikuan dan panjang pegas penekan,
tegangan pegas penekan; serta kerataan/ run-out fly wheel.
kerataan plat penekan; kedalaman paku keling dan kerataan/
run-out plat kopling; kesikuan dan panjang pegas penekan,
tegangan pegas penekan; serta kerataan/ run-out fly wheel.
6). Pemeriksaan dengan pengecekan fungsi/ kerja
meliputi
release bearing, back-lash input shaft transmisi dan hub plat
kopling, torsin dumper dan hub serta pilot bearing.
release bearing, back-lash input shaft transmisi dan hub plat
kopling, torsin dumper dan hub serta pilot bearing.
7). Penyetelan pada unit kopling adalah penyetelan
tinggi
diaphragm spring dan atau ketinggian tuas penekan.
diaphragm spring dan atau ketinggian tuas penekan.
Daftar
Pustaka :
sabtu, 4 oktober 2014 jam 07.55
sabtu, 4 oktober 2014 jam 08.00








Tidak ada komentar:
Posting Komentar